Stimulasi Anak dengan Permainan

NUTRISI saja tak cukup menunjang pertumbuhan dan perkembangan otak anak. Perlu stimulasi untuk mengoptimalkannya. Stimulasi bisa dilakukan melalui permainan yang menyenangkan.

Perkembangan otak merupakan fondasi awal bagi kecerdasan dan tumbuh kembang anak pada tahap berikutnya. Dalam periode emas perkembangan anak, terjadi perkembangan otak yang paling signifikan. Dikatakan dokter anak spesialis saraf dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr Dwi Putro Widodo, SpA(K) bahwa proses perkembangan otak anak, ada dua tahap, yakni pembentukan sinaps (koneksi) dan transmisi sel otak (komunikasi).

"Pada tahap pertama, sel-sel otak membentuk sinaps, yaitu penghubung antara dua ujung sel-sel yang berbeda. Sedangkan tahap komunikasi adalah tahap di mana adanya penyampaian pesan antarsel otak. Fase ini adalah fase di mana proses pembelajaran dan daya ingat dimulai," tutur Dwi.

Dwi menuturkan, diperlukan nutrisi dan stimulasi yang tepat untuk perkembangan otak yang optimal. Di antaranya adalah nutrisi penting untuk otak yaitu DHA. "DHA dapat membantu proses pembelajaran dan daya tangkap anak," ucap Dwi saat acara Press Conference "Enfa A+ Baru dengan Lebih Banyak DHA" di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Penelitian membuktikan bahwa DHA memperkuat keutuhan sel otak dan menjamin komunikasi antarsel-sel otak secara efektif. Untuk mengoptimalkan proses perkembangan otak anak ini tidak cukup dengan nutrisi saja, juga stimulasi. Stimulasi merupakan kegiatan merangsang kemampuan dasar anak agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal.

Stimulasi yang seimbang bagi otak kiri dan otak kanan akan membantu anak memiliki kemampuan yang seimbang juga antara kemampuan khas otak kiri dan kanan. Stimulasi dapat berperan untuk peningkatan fungsi sensorik (dengar, raba, lihat rasa, cium), motorik (gerak kasar, halus), emosi-sosial, bicara, kognitif, mandiri, dan kreativitas (moral, kepemimpinan).

Siapa yang tidak suka bermain, orang dewasa saja masih butuh bermain, terutama anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, di mana mereka masih mendapatkan banyak manfaat dalam bermain yang salah satunya sebagai penerapan pola asuh dari orang tua.

Psikolog anak,Dr Rose Mini AP, Mpsi, mengatakan, bermain dalam proses stimulasi yang dilakukan pada anak, penting dilakukan orang tua. Karena saat inilah otak anak bagaikan sponge baru yang mampu menyerap segala hal dengan cepat dan maksimal. "Untuk itu, semakin banyak pengalaman dan pembelajaran anak, maka semakin banyak yang terserap dan anak akan tumbuh cerdas," tutur psikolog yang akrab disapa Romi ini.

Romi menjelaskan, yang perlu diingat adalah orang tua harus pandai mengaturnya. Tidak asal dalam memilih permainan sehingga anak dapat berkembang sesuai dengan kapasitasnya. "Biarkan anak memilih permainannya sendiri. Dengan begitu, anak akan mendapatkan berbagai pengalaman yang menarik rasa ingin tahunya," kata Romi.

Romi mengatakan, stimulus bisa diberikan saat bermain bersama sehingga akan terasa menyenangkan untuk si kecil. Orang tua bisa memilihkan permainan yang dapat membantu untuk memaksimalkan fungsi serta kemampuan otak dan pikiran anak. Beberapa permainan seperti permainan yang dapat mengenalkan perbedaan dan klasifikasi misalnya puzzle, atau permainan balok. Atau bisa juga dengan memberikan permainan yang dapat melatih kemampuan emosional dan imajinasi seperti alat musik.

Menstimulasi anak dengan bermain, selain menyenang kan dapat membantu orang tua melihat kecerdasan pada anak-anaknya. Kemampuan orang tua melihat potensi dan bakat anak sangatlah penting karena masing-masing anak memiliki jenis kecerdasan berbeda. "Orang tua perlu menyadari besarnya peran mereka bagi perkembangan anak, terutama perkembangan otaknya," ungkap motivator keluarga, Gobind Vashdev.

Template by : lathif99.blogspot.com
newport beach houses, newport beach house, makeityourring, Stop korupsi dan suap di Indonesia, perlunya web komunitas event organizer